snow

Kamis, 13 November 2014

benarkah cintaku meredam?

dari hati yang tersepi
dari rimbauan hayati yang mencari
aku caci diriku sendiri
karena telah melukai setengah hati

arti dari mencintai
sudah ku kesampingkan kini
ada rasa ingin sendiri
mulai menghitam tak sadar diri

apa yang harus ku kejar?
apa yang harus ku tarik?
jika bahkan lampu berpijar
tak mampu memberikanku silau terik

haruskah ku diam?
benarkah cintaku meredam?
lalu sampai kapan?
semua salah ini ku biarkan?

Ada Apa Dengan Cinta?

Entah sudah berapa purnama
Entah sudah berapa lama aku diasingkan dari kabarnya
10? 11? atau 12 masa membuatku seperti tak mengenalnya
Tapi tetap menjaga setiap cinta yang harusnya tumbuh bersama
Mengetik sebuah cerita yang harusnya berakhir bahagia

Andai setiap aku memandangnya aku sanggup untuk menahannya
Andai setiap aku membencinya, aku sanggup untuk mengatakannya
Bahwa aku mencintainya, bahwa tak ada arti hidup tanpanya

Sekarang, bisakah kau tunjukan kemana aku harus menjejak?
Kemana aku harus menggoreskan kesedihan
Setelah  12 tahun lamanya aku berjuang melupakan
Melupakan kenangan indah yang mustahil terhapuskan

Mentari sembunyikan sinarnya, rembulan redupkan cahayanya
Mereka seakan ada, untuk bersama merasakan bagaimana sakitnya ditinggalkan
Disisakan kenangan yang akhirnya bisa menutup hati untuk yang lainnya
Aku tak bisa lepas, aku tak bisa menjauh
Dari setiap rasa, selalu tumbuh sesuatu yang baru
hanya agar kau tau, cintaku hanya Satu


Kini kau kembali
Kini kau kembali
Alumni hati, kembali bernostalgia, kembali menjajah sanubari
Apakah benar ini semua soal takdir?
Atau hanya perangkap agar aku kembali tersakiti?

Sejenak aku berjibaku dengan fikiranku
Memikirkan sejauh apa hal buruk dapat menimpaku
Saat ku tahu, satu yang paling bisa menyakitiku
Kini ada di dekatku
Harus kah aku kesitu?
Atau harus ku menjauh?

Entahlah, setelah beribu bulan purnama ku lewati tanpamu
Rasanya aku tak sanggup untuk menjauh darimu
Kini saatnya ku dekap dirimu
Ku selimuti kau di hangatku
Di setiap purnama mu

Minggu, 20 Juli 2014

Cinta dalam diam

Riuh bising di keramaian
Keramaian yang di dekatmu
Saat dunia memperhatikan
Aku hanya memasang mata dari jauh

Kau istimewa
Semua pria tahu itu
Kau di dambakan
Tak kurang oleh orang sepertiku

Aku tak tahu apa kini harus menyesal
Melihat kau berdekatan tanpa bisa berbuat apa-apa
Aku berfikir sejenak,
apa selamanya harus seperti ini?
Bisa ku dalam diam, aku hanya menyebut namamu sesekali.

Sabtu, 19 Juli 2014

Puisi hati

waktunya ku diam,
karena kata-kataku hanya membuatmu berkeras dan tak meredam

waktunya ku menghilang,
karena ucapan isi hatiku hanya menjadi sebuah bumerang

waktunya ku pergi,
sebab baik ku, hadirku, tak berarti lagi.

dan ketika itu
Waktunya kau mencari,
waktunya kau sadari,
seseorang yang baik,
telah pergi.

Berlayar Untukmu

Pasir, ombak, angin, indah
Menang, cinta, hati resah
Kudayung sampan yang kita gunakan
Untuk sebrangi kehidupan ke masa depan

Tatapanmu menuju ke arahku
Melihat tanganku mendayung satu persatu
Aku temanmu
Berlayar untukmu
Meski hanya dengan sampan seribu paku

Kamis, 17 Juli 2014

Merah

ada hati yang berbunga
ketika dunia terlihat samar
dan mata hanya tertuju padanya

merah, warna yang dia pakai hari itu
keputusan yang tepat untuk membuatku terjatuh
jatuh untuk kesekian kalinya
untuk wanita yang sama yang selalu disisiku

untuk wanita yang membuatku bahagia 3tahun lamanya,
dan untuk selamanya :)

Rabu, 16 Juli 2014

Bahagia

hati tak bisa berhenti
ketika langitnya memulai pelangi
hati tak bisa berdusta
ketika didalamnya tumbuh taman bunga

aku bahagia
ketika senyumku dipagi hari, kau penyebabnya
aku bahagia, ketika ku terlelap dalam mimpi, kau alasannya

Ingat kebodohanku?

hujan ini menyeretku padamu.
membawaku pada setiap detil saatku menghiasimu.
membawaku jatuh bersama tiap rintik kecil keindahanmu.

aku melihat senyummu.
aku membayangkan dirimu.
adakah kau mendengar dan merisaukan hujan malam ini. sama seperti aku?

adakah kau merindukan moment dimana aku membodohi diriku demi dirimu?